Senin, 21 Januari 2013

WESEL TAGIH

1. PENGERTIAN WESEL TAGIH
Janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak ke pihak lain untuk sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang.
Dalam wesel tagih ada 2 pihak :
Penarik wesel, yaitu pihak yang memerintahkan pihak untuk membayar. penarik kemudian menjual wesel ke pihak ketiga, maka penarik tersebut disebut endosan.
Tertarik, yaitu pihak yang diperintah untuk membayar (pengaksep) Ada 2 Macam Wesel Tagih :
1. Wesel Tagih Tidak Berbunga
Tidak mencantumkan bunga, dengan demikian nilai nominal wesel = nilai nominal pada jatuh temponya
2. Wesel Tagih Berbunga
Pada hari jatuh tempo nilai wesel = harga nominal wesel + bunga mulai tanggal penarikan s/d jatuh tempo

BUNGA (DISKONTO) = NILAI JATUH TEMPO WESEL X TARIFDISKONTO X PERIODE DISKONTO

2. AKUNTANSI WESEL TAGIH
1. PENGAKUAN WESEL TAGIH
Jumlah pencatatan yang tepat untuk wesel adalah nilai sekarang dari arus kas masa depan.
Wesel Dengan Bunga Yang Layak
Wesel Tanpa Bunga Atau Dengan Bunga Yang Tak Wajar
Wesel Yang Diterima Semata- Mata Untuk Kas
Wesel Yang Diterima untuk Kas Dan Hak Lain
Wesel Yang Diterima Untuk Kekayaan, Barang atau Jasa
2. PENILAIAN WESEL TAGIH
Wesel Tagih Jangka pendek dicatat dan dilaporkan pada nilai bersih yang dapat direalisasi, yakni pada jumlah nominalnya dikurangi semua penyisihan yang diperlukan. Perkiraan penyisihan wesel tagih yang utama adalah Penyisihan untuk Piutang Yang Diragukan. Perhitungan dari estimasi yang terlibat dalam penilaian wesel tagih jangka pendek dan dalam mencatat beban piutang tak tertagih dan penyisihan yang berkaitan persis sama dengan piutang usaha. Baik sebagai persentase atas pendapatan penjualan atau suatu analisis piutang dapat digunakan untuk mengestimasi jumlah piutang yang tak tertagih. Wesel tagih jangka panjang menimbulkan masalah estimasi tambahan
3. DISPOSISI WESEL TAGIH
Wesel biasanya ditahan sampai jatuh tempo, di mana pada saat itu nilai nominal ditambah dengan setiap bunga yang akan diterima ditagih dan wesel dihapuskan dari perkiraan. Namun seringkali pemegang wesel mempercepat konversi menjadi uang kas dengan mentransfer piutang ke pihak lain. Transfer seperti itu dikenal dengan “ Pendiskontoan Wesel Sebelum Jatuh Tempo”.
Ketika wesel ditransfer, pembeli wesel menggunakan konsep nilai sekarang tradisional untuk menentukan jumlah yang dibayarkan. Pembayaran didasarkan pada nilai sekarang dari nilai nominal ditambah dengan nilai sekarang dari pembayaran bunga yang didiskontokan pada tingkat yang ingin dihasilkan oleh pembeli.

Langkah – Langkah Dalam Akuntansi Pendiskontoan Wesel Tagih :
1. Hitung nilai jatuh tempo dari wesel (nilai nominal ditambah bunga sampai jatuh tempo).
2. Hitung diskonto (tingkat diskonto bank dikalikan nilai jatuh tempo dikalikan jangka waktu sampai jatuh tempo).
3. Hitunglah hasil-hasil (nilai jatuh tempo dikurangi diskonto bank).
4. Hitunglah nilai buku tercatat dari wesel tersebut (nilai nominal ditambah bunga yang akan diterima sampai tanggal pendiskontoan).
5. Hitunglah keuntungan atau kerugian, jika merupakan penjualan, atau pendapatan atau beban bunga. Jika merupakan peminjaman (hasil dikurangi nilai buku tercatat).
6. Catatlah ayat jurnal.

4.PENJUALAN WESEL TAGIH
Apabila sebelum jatuh tempo, perusahaan memerlukan uang, wesel yang dipunyai dapat dijual kepada bank atau pihak pihak lain. Kadang-kadang penjualan demikian ini disebut juga dengan pendiskontoan wesel. Dalam hal ini penerimaan wesel melakukan endosemen terhadap weselnya. Bank akan mnerima imbalan yang dsebut diskonto.Diskonto adalah bunga yan diperhitungkan di muka. Diskonto dihitung berdasarkan nilai pada saat jatuh tempo dan janka waktunya adalah antara saat wesel diserahkan sampai dengan tanggal jatuh tempo.

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR

A. PENDAHULUAN Perusahaa manufaktur yang tidak begitu besar dan sederhana pross produksinya,kadang-kadang menggunakan sistem akuntansi yang sederhana yang didaarkan pada sistem persediaan periodik.pecatatan persedian yang digunakan dalam proses produksi,penentuan barang yag masih dalam proses,dan barang yang terjual,didasarkan pada peritungan fisik periodik yang biasanya dilaukan pada akhir tahun.Dalam sitem seperti ini,perhitungan fisik sangat dominan untuk meetuan persediaan akhir,dan jumlah yang digunakan atau dijual selama periode.istem akuntansi seperti di gambarkan di atas disebut sistem akuntansi umum (general accounting system).Sistem akuntansi untuk operasi manufaktur yang didasarkan pada persediaan perpetual disebut system akuntansi biaya(cost accounting system).sistem akuntasi untuk operasi manufaktur yang didasarkan pada persediaan perpetual disebut sistem akuntasi biaya (cost acconting system)
B. PERBEDAAN POKOK AKUNTASI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG DENGAN
AKUNTASI UNTUK PERUSAHAAN  MANUFAKTUR
Perbedaan yang terdapat dalam akuntasi untuk perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang,disebabkan oleh adanya perbedaan dalam sifat operasinya.ciri pokok operasi perusahaan dagang adalah menjual barang dagangan tanpa mengolah lebih dahulu barang yang dibelinnya.dengan perkataan lain perusaahaan dagang tidak melakukan proses produksi,sehingga barang yang dibeli langsung dijual.dengan demikian penentuan harga pokok barang yang dibeli maupun dijual dalam perusahaan dagang relative mudah.operasi perusahaan manufaktur tidak sesederhana perusahaan dagang,karena perusahaan manufaktur membuat sendiri barang yang akan dijualnya.Dalam perusahaan manufaktur,penentuan harga pokok barang yang diproduksi dan harga pokok penjualan harus melalui beberapa tahapan yang lebih rumit.perusahaan manufaktur harus menggabungkan harga bahan yang dipakai,dengan biaya tenaga kerja dan biaya produksi lain untuk dapat menentukan harga pokok barang yang siap untuk dijual.
HARGA POKOK PRODUK DAN BIAYA PERIODE
Dalam perusahaan manufaktur terjadi baik biaya periode maupun harga pokok produk.Harga  pokok produk dikeluarkan untuk tujuan mendapatkan barang dagangan atau menghasilkan produk jadi.
C. REKENING REKENING KHUSUS DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Rekening-rekening dalam buku besar sebuah perusahaan manufaktur, biasanya lebih banyak dibandingkan dengan rekening buku besar sebuah perusahaan dagang. Hal ini disebabkan oleh sifat operasi perusahaan manufaktur yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan perusahaan dagang.
Rekening yang khusus dijumpai dalam perusahaan manufaktur, antara lain: Perlengkapan Pabrik, Biaya Pemakaian Perlengkapan Pabrik, Persediaan Bahan Baku, Persediaan Barang dalam Proses, Persediaan Barang Jadi, dan Barang dalam Proses. Berikut ini akan dijelaskan beberapa rekening yang biasa dijumpai dalam perusahaan manufaktur.
Rekening Pembelian Bahan Baku
Perusahaan menggunakan sistem akuntansi umum untuk kegiatan manufakturnya, maka semua biaya bahan langsung dicatat dengan mendebet rekening Pembelian Bahan Baku. Apabila  perusahaan menggunakan sistem voucher, maka dalam voucher register bisa disediakan kolom khusus untuk pendebetan ke dalam rekening pembelian Bahan Baku.
Rekening Ikhtisar Biaya Produksi
Dalam perusahaan manufaktur biasanya digunakan satu buah rekening untuk menampung pembebanan semua biaya produksi, baik biaya produksi langsung maupun tidak langsung.
Rekening Persediaan Bahan Baku
Perusahan menggunakan sistem akuntansi umum, maka persediaan bahan baku yang ada dalam persediaan (yang ada di gudang) harus ditentukan dengan cara melakukan perhitungan fisik atas persediaan. Jumlah persediaan yang ditentukan melalui perhitungan fisik tersebut, kemudian melalui jurnal penutup dicatat ke dalam rekening Persediaan Bahan Baku. Jumlah saldo pada akhir periode yang nampak dalam rekening ini, akan menjadi saldo awal untuk periode berikutnya.
Rekening Persediaan Barang Dalam Proses
Setiap perusahaan manufaktur biasanya mempunyai sejumlah barang yang masih berada dalam proses pengerjaan. Barang-barang yang masih dalam keadaan belum selesai dikerjakan yang ada pada akhir periode disebut persediaan barang dalam proses.
Rekening Persedian Barang Jadi
Persediaan barang jadi dalam perusahaan manufaktur hamper sama dengan persediaan barang dagngan dalam sebuah perusahan dagang, keduanya merupakan barang yang sudah siap untuk dijual. Perbedaanya ialah bahwa persedian barang dagangan diperoleh malalui pembelian, sedangkan persediaan barang jadi diperoleh melalui proses produksi.
LAPORAN RUGI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Laporan rugi-laba pada perushaan manufaktur mirip dengan laporan rugi laba pada perusahaan dagang. Keduanya melaporkan pendapatan (penjualan), biaya penjualan dan biaya umum & administrasi. Namun pada bagian harga pokok penjualan nampak perbedaan yang agak menonjol. Dalam laporan rugi-laba perusahaan manufaktur, “Pembelian” diganti dengan “Harga Pokok Produksi” dan “Persediaan Barang Dagangan”  diganti dengan  “Persediaan Barang Jadi”
Laporan harga pokok produksi
Elemen-elemen biaya produksi terdiri dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Laporan harga pokok produksi dirancang untuk memberikan informasi mengenai biaya-biaya tersebut, seperti terlihat dalam gambar 10-5 (Buku Hlm.10-5). Dalam laporan tersebut nampak bahwa bagian 1 lapora harga pokok produksi menunjukkan biaya pemakaian bahan langsung. Format bagian 1 ini mirip sekali dengan format harga pokok penjualan pada laporan rugi-laba perusuhaan dagang.
Bagian 2 menunjukkan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan bagian 3 menunjukkan biaya overhead pabrik. Apabila biaya overhead pabrik tidak terlalu banyak jenisnya, maka biaya-biaya tresebut dapat didaftar dalam laporan harga pokok produksi seperti nampak dalam gambar 10-5. Akan tetapi iika jenis barang overhead cukup banyak, maka dalam laporan harga pokok produksi hanya dilaporkan total biaya overhead, sedangkan rincian biaya overhead dapat dilaporkan dalam suatu daftar tersendiri yang merupakan lampiran dri laporan harga pokok produksi.
Bagian 4 merupakan bagian akhir dari laporan harga pokok produksi.
D. NERACA LAJUR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Neraca lajur dibuat perusahaan dengan tujuan:
1. Untuk melihat pengaruh penyesuaian atas rekening-rekening sebelum membuat penyesuaian dalam jurnal dan membukunya ke dalam rekening yang bersangkutan.
2. Memisah-misahkan rekening-rekening (setelah disesuaikan) berdasarkan laporan yang akan menjadi tempat pelaporan masing-masingrekening.
3. Menghitung dan menguji keteletian perhitungan laba bersih.
PERBEDAAN NERACA LAJUR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN PERUSAHAAN DAGANG
Apabila kita bandingkan antara neraca lajur pada sebuah perusahaan manufaktur deenga neraca lajur pada perusahaan dagang (lihat Bab 7 Dasar-dasar Akuntansi jilid 1),terlihat bahwa dalam neraca lajur perusahaan manufaktur terdapat sepasang kolom tambahan, yaitu kolom “Laporan Harga Pokok Produksi”. Seperti telah diterangkan di atas, dalam perusahaan manufaktur diperlukan laporan tambahan yanag disebut laporan harga pokok produksi. Penambahan kolom tersebut dalam neraca lajur dimaksudkan agar penyusunan laporan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan mudah,seperti halny laporan rugi-laba dan neraca.
Pembutan dan pengerjaan kolom penyesuaian pada prisipnya tidak berbeda dengan perusahaan dagang. Begitu pula cara pengerjaan bagian lain dari neraca lajur, tremasuk penentuan rugi-laba pada perinsipnya sama dengan pengerjaan neraca lajur dalam perusahaan dagang.
PENYUSUNAN NERACA LAJUR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Penyusunan neraca lajur pada perushaan manufaktur dimulai dengan memasukkan saldo-saldo rekening yang belum disesuikan ke dalam kolom “Neraca Saldo”.selanjutnya dimasukkan juga penyesuaian yang diperlukan pada kolom “penyesuian”.

SIKLUS AKUNTANSI

Pengertian Siklus Akuntansi

Dalam akuntansi terdapat siklus akuntansi yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pelaporan informasi ekonomi. Definisi siklus akuntansi, yang dikemukakan Michell Suharli (2006:49) bahwa pengertian Siklus akuntansi adalah urutan transaksi, peristiwa, aktivitas, dan proses dari awal sampai akhir dimulai dari awal seperti lingkaran yang tidak akan pernah putus.”
Sedangkan pengertian siklus akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap  (2003:16) dalam bukunya Teori Akuntansi bahwa “Proses akuntansi adalah proses pengolahan data sejak terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi kemudian berdasarkan data atau bukti ini, maka diinput keproses pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan.”
Kesimpulan dari kedua definisi diatas, siklus akuntansi merupakan suatu proses pengolahan data yang terdiri dari urutan transaksi yang berdasarkan bukti transaksi, sehingga dapat menghasilkan informasi laporan keuangan.

Tahap-Tahap Siklus Akuntansi

Dalam siklus akuntansi terdapat tahap-tahap proses pengolahan data, yang saling berurutan hingga menghasilkan suatu informasi keuangan. Tahap-tahap dalam siklus akuntansi menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2005:16) dalam modulnya Pengantar Akuntansi I adalah sebagai berikut :
A.   Tahap Pencatatan                   
  1. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi
  2. Pencatatan dalam jurnal (buku harian)
  3. Pemindahbukuan ke buku besar
B. Tahap Pengihtisaran
  1. Pembuatan neraca saldo (trial balance)
  2. Jurnal penyesuaian
  3. Neraca saldo disesuaikan
  4. Perhitungan rugi laba dan neraca
  5. Penyusunan laporan keuangan
  6. Jurnal penutup
  7. Pembuatan neraca saldo penutup
  8. Jurnal pembalik.
Sedangkan menurut Michell Suharli (2006:49) dalam bukunya Akuntansi untuk bisnis jasa dan dagang, yang mengemukakan tentang tahap siklus akuntansi adalah :
A.   Tahap pencatatan
  1. Jurnal
  2. Buku besar
  3. Neraca saldo
B.   Tahap pengikhtisaran
  1. Jurnal penyesuaian
  2. Jurnal pembalik
  3. Neraca lajur
C.    Tahap pelaporan
  1. Laporan keuangan
  2. Jurnal penutup
  3. Neraca saldo setelah penutupan.